Sabtu, 19 Maret 2011

DAYA SAING KELINCI DIBANDINGKAN TERNAK LAINNYA

Ketika berbicara tentang kelinci kita akan mendapatkan banyak hal bukan saja tentang kebiasaannya yang begitu kuat dalam ingatan setiap orang tentang "si pemakan wortel" yang tidak henti-hentinya makan dan menggerakkan hidungnya itu. Lebih dari itu kelinci merupakan hewan ternak sekaligus piaraan yang bersahabat dan sangat bermanfaat. Manfaat ternak kelinci dapat diringkas menjadi 4F+1L (food,fancy,fertilizer,für,laboratory animal).
Di Amerika dan Eropa kelinci diternakkan secara komersial di Industri peternakan dengan tingkat pertumbuhan 35-40 gram/hari dan daging kelinci muda (fryer) dipasarkan dengan usia potong 8-10 minggu (4 bln). Sedangkan di negara tropis tingkat pertumbuhannya lebih rendah berkisar antara 10-20 gram/hari. Tingkat pertumbuhan kelinci jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan ternak ayam, selain itu masa panen pada ayam dapat dicapai dalam jangka 1 bulan hal ini menyebabkan konsumsi daging ayam lebih tinggi dibandingkan ternak kelinci.

Jika memang demikian maka apa keunggulan daging kelinci dibandingkan dengan ternak lainnya?



A. Kemampuan reproduksi yang tinggi

Kemampuan reproduksi kelinci melegenda di seluruh dunia, dengan asumsi bila seekor induk dapat melahirkan anakan 6-8 ekor dan lama kebuntingan satu bulan maka dalam satu tahun seekor induk kelinci dapat melahirkan sebanyak 5-6 kali. dan bila di ambil rata-rata tiap kelahiran 5 ekor yang dapat hidup hingga lepas sapih dan melewati waktu kritis pasca sapih (1 bulan) maka seekor induk kelinci produktif dapat menghasilkan 25 ekor anakan dengan berbagai fase pertumbuhan dalam waktu satu tahun. Bayangkan bila dari satu paket indukan (jantan & betina) yang berarti 2 pejantan dan 2 betina maka dalam waktu satu tahun indukan tersebut dapat menghasilkan 50 ekor anakan. dan bila 25 % nya dijadikan induk pengganti (replacement stock) maka akan dihasilkan jumlah populasi seluruhnya mencapai 120 ekor kelinci pada berbagai fase pertumbuhan.

B Ukuran tubuh yang kecil

Di negara tropis ternak yang berukuran kecil lebih memberikan solusi dengan tingkat pertambahan jumlah penduduk yang tinggi sebab dengan area pertanian maupun peternakan yang terbatas kebutuhan akan protein hewani masih memungkinkan untuk dihasilkan. Ternak kecil seperti kelinci hanya membutuhkan ruang yang sedikit dibandingkan ternak konvensional sebagaimana sapi, kerbau dan kambing. Bila 1 meter persegi dapat menampung kelinci sebanyak 8 ekor maka untuk keluarga yang memiliki halaman rumah 5x5 meter persegi akan dapat memelihara kelinci sebanyak 200 ekor induk. Dan bila menggunakan sistem kandang postal atau battery maka luas lahan tersebut dapat semakin diefisienkan mengingat kandang batery dapat dibuat bertingkat 2 atau bertingkat 3.

Dengan menggunakan asumsi diatas satu keluarga dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 8 orang sudah dapat dipenuhi kebutuhan protein hewani tiap minggunya dengan 1-2 ekor kelinci dengan bobot hidup 1,8-2,2 kg/ekor.

C. Hasil sampingan dari pemeliharaan ternak kelinci

Feses dan urine kelinci merupakan hasil sampingan (by-pass product) dari pemeliharaan kelinci yang memiliki karakter kuat sebagai penyubur tanaman. Tentu saja bila KOHE (kotoran hewan) tersebut sudah mengalami atau mendapatkan proses dekomposisi (pengomposan ) terlebih dahulu. Peningkatan nilai tambah ini dapat diintegrasikan dengan melakukan kegiatan lainnya seperti bertani dan berkebun baik tanaman pangan maupun tanaman hias. Hasil dari pengolahan tanaman pertanian tersebut dapat dimanfaatkan limbahnya sebagai pakan tambahan selain rumput. Kegiatan lainnya adalah manur kelinci dapat dimanfaatkan sebagai media pemeliharaan cacing tanah untuk dijadikan sumber protein hewani campuran pakan unggas. sehingga terjadi diversifikasi bahan pangan bukan hanya dari kelinci saja melainkan dari ternak unggas yang dipelihara. Selain itu, cacing yang diproduksi juga dapat digunakan sebagai bahan baku obat sehingga memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi. Keefektifan cacing tanah sebagai anti demam dan bahan pengobatan penyakit typhus sudah terbukti keampuhannya di masyarakat.

Selain 3 hal tadi, yang menjadi daya saing ternak kelinci adalah konsumsi pakan. Pakan yang merupakan 60-70% dari biaya produksi dapat dikurangi atau ditekan dengan memanfaatkan pakan limbah berupa hasil sisa pertanian atau sayuran yang tidak masuk kategori untuk dipasarkan (reject). Jika tidak ada, maka hijauan yang diambil dari padangan dapat diberikan dengan komposisi yang tepat yaitu kombinasi antara rumput dengan kacang-kacangan (leguminosa).

Sebelum beternak kelinci ada baiknya menentukan tujuan beternak kelinci, maka harus terlebih dahulu memahami potensi jenis kelincinya.


Berdasarkan potensi produksinya maka kelinci dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :

1. jenis hias


Jenis hias adalah kelinci yang biasa digunakan untuk tujuan keindahan, kesenangan atau untuk pertunjukan (Rabbit Exibition).

Memelihara jenis ini keuntungannya ialah harga yang tinggi bila tingkat kemurnian breednya semakin baik sehingga memungkinkan lahirnya breeder-breeder yang berkompetisi meningkatkan kualitas hasil anakannya sesuai standar bibit atau standar kontes yang disepakati. Baik melalui komunitas breed atau asosiasi yang menaunginya.

2. jenis pedaging.

Jenis pedaging adalah kelinci yang dipiara dengan seleksi yang ketat. Kriteria seleksi berupa jumlah anakan tiap kelahiran (litter size), angka mortalitas, berat sapih dan pertambahan bobot badan harian (PBBH) serta memiliki konversi ransum yang baik.

Tentang boleh tidaknya mengkonsumsi daging kelinci sedeikit akan disinggung tentang status kehalalannya dengan menukil sebuah hadits shahih (insyaallah):

Anas bin Malik r.a berkata : Kami kejutkan binatang kelinci (arnab) di Marridh Dhahran lalu kawan-kawan kamipun memburunya dan merekapun lelah. Kemudian aku mendapatkannya lalu aku menangkapnya dan aku membawanya kepada abu Thalhah, maka beliaupun menyembelihnya dan beliau mengirim daging di atas paha atau dua pahanya kepada Rasulullah saw yang kemudian menerimanya dan memakannya (HR Bukhari, Muslim)


3. jenis dwiguna

Jenis dwiguna adalah kelinci yang dipiara selain untuk tujuan keindahan dan kesenangan tetapi dapat pula digunakan sebagai penghasil daging, sebagai penghasil kulit bulu (fur) atau sebagai ternak khusus laboratorium.


Ditulis oleh Gunawan S.Pt

Tidak ada komentar:

Posting Komentar